Rabu, 14 Maret 2012

VONIS MATI UNTUK FITRI

Sudahlah fit !

Kamu hanyalah orang tak punya
Dunia mereka bukan dunia kita
Jangan neko-neko, jangan ngoyo
Janganlah selalu memilih berbeda

Ikuti saja arus, menjadi konsumen kapitalis
teruskan saja semua yg sedang kau kerjakan,
gantungkan tinggi-tinggi cita-cita yg selama ini kau idamkan
kau hanya penulis buku diary kusuhmu

jangan mimpi menulis buku
Jangan mimpi jadi budayawan, jangan mimpi jadi sastrawan
Jangan banyak macam
Jangan sok intelek
Dunia kita dunia berotot
Dunia mereka dunia berbobot

Sudahlah fit!
Kenapa aktif di organisasi ?
Bergabung lagi bersama kami
Nongkrong di pinggir kali, main gitar sampai pagi
Nonton organ tunggal di kampung sebelah
Jangan mikir yang tinggi-tingi nanti jatuh gedubrak hancur lebur
Jangan mikir yang neko-neko nanti masuk rumah sakit jiwa

Sudahlah fit !
kau hanya pemimpi
Jangan pikirkan nasib Indonesia
Biarkan manusia berdasi di gedung mewah itu yang mengurusi
Kita hanya orang kecil dan akan tetap kecil

Sudahlah fit !
Kamu itu gak bisa bikin puisi
kamu hanya menulis kata-kata minim makna minim kosakata
Barisan kata yang dipenggal-penggal dan diulang-ulang
Puisi itu sesuatu yang aneh
Barisan kata yang tidak bisa dimengerti maknanya
Oleh orang-orang bodoh seperti kita
Walau sudah dibaca seratus kali berturut-turut

Tulisan kamu gak bermutu, duniamu buntu
Kau beli koran saja sebulan sekali
Kau hanya menuliskan keluh kesah dan ketidak berdayaan
Kau hanya memberitakan segala senjang dan segala resah
Kau hanya menceritakan dirimu dengan segala kebodohan
Kau tak pernah bisa menjelma menjadi manusia lain
Tokoh-tokoh dalam ceritamu kau isi dengan dirimu sendiri

Payah kau,
Menyedihkan !

Sudahlah fit !
Menjadi pengeluh saja
Seperti kebanyakan warga Negara
Di koran, radio dan televisi
Hilangkan saja semangat tinggimu
Birokrasi tak akan pernah merubah diri
Kantor SAMSAT tak akan pernah menata hari
Lembar KTP tak akan pernah menjadi gratis
Realistis lah, jangan bermimpi !

Sudahlah fit !
Kenapa rajin baca buku ?
Toh kamu tetap disini, tak kemana-mana
kau tetap saja menjadi pemimpi
Tetap bersama imajinasi dan khalayalanmu
Presiden sudah ada, menteri masih banyak
PNS gak pensiun-pensiun, sarjana nganggur makin subur
Ngapain rajin baca koran dan buka situs internet

Sudahlah fit,
Negeri ini sudah sekarat, tak ada lagi yang bisa diperbaiki
Tikus kantor dari zaman kompeni, nepotisme dari zaman majapahit
Korupsi memang tradisi, budaya bangsa yang harus lestari
Jangan sok pintar mengurusi ummat.
Kau, tanggalkan jeans bolong kemarin subuh
Kau, buka Al Qur’an terjemahan kemarin zuhur

Lagi pula,
Cita-cita yang kau tancapkan hanya fatamorgana
Sesuatu yang tak akan pernah tercapai.
Semu !
Maya !

Kau urusi saja dirimu, Sudah waktunya kau menggugat Tuhan
Cobaan yang menimpamu itu sudah terlalu. Ngaku saja kau!!
Bahwa kau sudah tak mampu lagi memikul cobaan yang ditimpakan
Saatnya mogok makan, saatnya pecahkan piring, saatnya berteriak lantang
Jangan lagi kau berkata, Bocah Palestina mendapat ujian jauh lebih berat
Jangan lagi kau berkata, manusia Chechnya mampu bertahan di kedinginan
Lihatlah saudagar Arab Saudi yang kekayaannya melimpah ruah
Lihatlah Pangeran Brunei atau PutriJordania

Sudahlah fit,
menjadi fitri Saja,-
Menjadi orang kebanyakan.
Kita orang kecil
Dan akan tetap kecil
Selesai....

SECANGKIR KOPI

Hei, Bodoh!
sejak kapan ada secangkir kopi yang berdosa?

HAHAHA, terserahku!

ini duniaku!
ini tulisanku!
bukan dunia si pintar itu!
dan aku bukan si pintar itu!


"Pernahkah kau belajar?"

BAH!!
kau kira hanya kau saja yang belajar?
kau kira hanya kau saja yang tau segalanya
wawasan?
pandangan?
omong kosong!
tai kucing itu semua!


UPS!
terlalu kasarkah aku?
hmm...dibanding apa yang kau sangka kan padaku?
"kau tak lebih dari anak yg brutal bla bla bla..."
"kau anak yang tak punya tujuan bla bla bla..."
layaknya diktator coba mengaturku?
salah tempat, salah target, salah BESAR!!


Anjing itu menggigit kalau kau injak!
apalagi aku?!
ANJING KAMU!!


Huff...
kasihan sekali cangkir kopi itu
pecah hancur berantakan, hanya gara emosi memuncakku
hanya gara-gara kau injak diriku
secangkir kopi tak berdosa itu yang tanggung bebannya
maafkan kebodohanku

HEI!!
Apa mungkin yang dia sebutkan itu benar?
seburuk itukah aku?
bicara tentang prilaku padaku
bicara tentang sifat padaku
bicarakan semua tai kucing itu

Ooo...tentu tidak!!
kalau memang aku seburuk itu?
mana mungkin aku bisa membuat tulisan ini
Yang ku tujukan padamu
Mungkin jiwa mudaku sedang bergejolak
Selalu mencoba hal baru yg ingin ku ketahui
Selalu paling hebat dari yang terhebat
Menantang yang orang lain takuti
Jadi hentikan penilaian burukmu padaku..


''Jangan pernah menilai orang secara hitam putih.
Sebab semua orang sedang berproses menuju kebaikan.
Perbedaannya adalah ada yang cepat, yang lambat dan lambat sekali.
Jangan pernah menjadi orang yang menilai orang lain dari satu peristiwa.
Itu adalah kesalahan yang fatal.

karna transisi seorang remaja menuju dewasa adalah hal yg sulit
tak juga semudah seperti apa yang kau katakan..
sesumbar kau sering katakan

"kau tak lebih dari anak yg brutal bla bla bla..."
"kau anak yang tak punya tujuan bla bla bla..."
semua itu butuh proses kawan...
kau mencaciku seakan otakmu tak lebih dari secangkir kopi..

hal yang terpenting adalah sebuah hasil akhir
bukan sebuah proses pencapaian
proses hanyalah jalan untuk sebuah dari hasil akhir
wajar jika dalam proses kita terkadang menemukan kesalahan
tapi bagaimana kita bisa memperbaiki proses hingga menemukan
hasil akhir yang sempurna..
tak ada juga manusia yang terlahir sempurna
bagaimana kita menyelaraskannya hingga menjadi sempurna

Secangkir kopi tak berdosa

ia kini tak lagi berwujud
hanya pecahan-pecahan tak berguna
hmm...jangan!
kuharap ia masih berguna tuk membunuhmu!
hingga tak ada lagi manusia yang menganggap
buruk dari secangkir kopi yang tak berdosa...



FITRI - Pasuruan, Mei 2009